Ketika anda mendengar kata HIV/AIDS, apakah yang ada dalam bayangan anda? Mungkin sebagian besar orang akan langsung berasumsi pada para pekerja seks komersil dan juga para pengguna narkoba. Baik, sekarang saya ingin bertanya, terpikirkah oleh anda, bahwa seorang bayi yang baru lahir juga dapat terkena HIV/AIDS? Atau seseorang yang menerima transfusi darah karena kecelakaan misalnya, juga bisa terkena hal serupa?
HIV/AIDS dapat menginfeksi siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Angka kejadian HIV/AIDS juga kian meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menyaksikan program Reportase Investigasi yang ditayangkan di Trans TV yang kala itu sedang mewawancarai seorang pekerja seks komersil (PSK) yang telah terinfeksi HIV/AIDS. Seperti yang kita ketahui, bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seksual sedangkan dalam sehari, PSK ini rata – rata melayani tiga orang pelanggan. Bagaimana dengan seminggu? Sebulan? Setahun? Padahal, PSK ini sudah teridentifikasi HIV positif sejak tiga tahun yang lalu.
Penyebaran HIV/AIDS yang dapat dibilang cepat ini menjadi perhatian dunia. Tidak hanya di Indonesia, angka kejadian HIV/AIDS juga cukup tinggi di negara – negara lain, bahkan jumlah orang yang mengidap HIV/AIDS di dunia telah diperkirakan mencapai 40 juta jiwa, maka tidaklah heran apabila setiap tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS sedunia.
Untuk itu, saya ingin kembali mengajak pembaca untuk berkenalan dengan HIV/AIDS melalui Frequently Asked Question berikut ini:
Apakah HIV/ AIDS itu ?
HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV merupakan virus yang tergabung dalam jenis retrovirus. Virus ini dapat berkembang biak dalam sel tubuh manusia yang mampu mengekspresikan antigen CD4+. Sebenarnya, saat awal mula terjadinya infeksi, tubuh kita telah mencoba untuk melakukan perlawanan, tapi sayangnya si HIV ini lebih kuat, sehingga malah merusak sel – sel imunitas (kekebalan) dalam tubuh kita.
Sedangkan AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome. AIDS sendiri dapat diterjemahkan sebagai kumpulan gejala (syndrome) yang muncul akibat infeksi HIV yang telah termanifestasi. AIDS terjadi ketika HIV telah merusak sistem kekebalan tubuh kita sampai level tertentu, sehingga tubuh kehilangan sistem imunitasnya dan menjadi rawan terkena penyakit infeksi dan kanker.
Bagaimana HIV dapat menjadi AIDS?
Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:
Tahap 1: Periode Jendela
Tahap 1: Periode Jendela
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan
Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
· HIV berkembang biak dalam tubuh
· Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
· Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
· Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
Tahap 3: HIV Positif (dengan gejala)
· Sistem kekebalan tubuh semakin turun
· Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
· Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
Tahap 4: AIDS
· Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
· berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
Bagaimana HIV/AIDS terdeteksi?
HIV/AIDS dapat terdeteksi melalui test darah dan biasanya baru nampak pada 3 bulan setelah terjadinya infeksi. Apabila diperlukan, test darah ini dapat diulang untuk mengkonfirmasi hasil tes yang sebelumnya. Parameter yang digunakan biasanya adalah jumlah CD4+ dalam tubuh kita. CD4+ adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel darah putih manusia, tertutama pada sel limfosit. Berkurangnya CD4+ pada tubuh manusia merepresentasikan kondisi kekebalan yang juga menurun. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4+ berkisar antara 1400 – 1500 sel/ml darah, namun pada orang dengan HIV/AIDS, jumlah ini dapat menurun hingga dibawah 200 sel/ml darah.
Selain itu, HIV/AIDS juga dapat terdeteksi melalui tanda dan gejala yang dirasakan, namun sayangnya, tanda dan gejala yang berat ini baru muncul setelah seseorang terinfeksi HIV/AIDS selama 5 sampai 10 tahun, atau setelah periode jendela dan periode HIV positif tanpa gejala berakhir.
Setelah periode tersebut berakhir, mulai muncul gejala mayor sebagai berikut:
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis (saraf)
Bagaimana HIV/AIDS ini menular?
HIV/ AIDS pada dasarnya ditemukan di dalam cairan tubuh seperti darah, sperma, cairan vagina, dan air susu ibu. Penularan virus HIV hanya mungkin terjadi apabila cairan tubuh penderita HIV masuk kedalam tubuh orang lain.
Virus HIV dapat ditularkan melalui:
- Hubungan seks tanpa menggunakan kondom
- Penggunaan jarum suntik bekas
- Body piercing atau tato dengan alat yang tidak steril
- Penularan dari ibu ke bayi pada masa kehamilan, waktu melahirkan, atau waktu menyusui
- Transfusi darah atau donor darah
Sedangkan virus HIV tidak dapat ditularkan melalui batuk, bersin, berciuman, air ludah, air mata, pemakaian alat makan bersama, penggunaan toilet/ kamar mandi bersama ataupun lewat sentuhan kulit dan gigitan nyamuk.
Bagaimana mengobati HIV/AIDS?
Belum ada obat untuk mengobati penyakit ini, yang ada hanyalah obat untuk meningkatkan waktu survival (memperlama hidup). Obat ini dikenal dengan nama Highly Active Anti Retroviral Therapy (HAART) seperti: zidovudine dan lamivudine.
Bagaimana dengan kasus HIV/AIDS di Indonesia?
Menurut data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, sampai dengan bulan Juni tahun 2009, jumlah kumulatif penderita dengan HIV positif adalah 28.260 orang, sedangkan jumlah penderita AIDS sampai bulan September 2009 ada 18.442. Kelompok umur tertinggi yang terkena infeksi HIV/AIDS berkisar pada usia produktif yaitu antara umur 20- 29 tahun (49.57%), transimisi virus tertinggi melalui hubungan seks heteroseksual (49.7%). Sedangkan secara nasional, angka kejadian HIV/AIDS pada tahun 2009 berkisar pada 8,15 kasus per 100.000 penduduk. Angka ini masih bervariasi di setiap provinsinya, dengan angka kejadian terbesar di provinsi Papua.
Setelah mengenal HIV/AIDS, upaya yang paling baik adalah upaya pencegahan. Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah HIV/AIDS dan penularannya? Kita dapat melakukan upaya tersebut melalui “ABCDE” yaitu:
A : Abstinence ( Tidak melakukan hubungan seks beresiko tinggi di luar pernikahan maupun seks pra nikah)
B : Be Faithful ( saling setia terhadap pasangannya masing – masing)
C : Condom (menggunakan kondom)
D : Dont do drugs ( tidak menggunakan obat – obatan terlarang, terutama yang disuntikkan)
E : Equipment (tidak menggunakan jarum suntik bersama)
Semoga tanggal 1 Desember ini bukan hanya sekedar moment tahunan untuk memperingati AIDS, namun sebagai moment bersama untuk semakin peduli akan HIV/AIDS. Ya, jadilah masyarakat yang peduli, mari kita cegah penularan HIV/AIDS bersama.
Sumber:
- Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jumlah Penderita HIV/AIDS. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/449-jumlah-kumulatif-penderita-aids-di-indonesia-18442-kasus.html
- HIV/ AIDS. http://www.emedicinehealth.com/hivaids/article_em.htmPratinjau#HIV/AIDS Overview
- HIV Infections. Current Medical Diagnosis and Treatment 2006. Chapter 31
- National Institute of Allergy and Infectious Disease. HIV/AIDS. http://www.niaid.nih.gov/topics/HIVAIDS/Understanding/Pages/whatAreHIVAIDS.aspx
- Informasi Dasar HIV/AIDS. Komunitas AIDS Indonesia. http://aids-ina.org/modules.php?name=FAQ&myfaq=yes&id_cat=1&categories=HIV-AIDS
- ABCDE HIV/AIDS. http://www.semarang.go.id/cms/index.php?option=com_content&task=view&id=1237&Itemid=9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar