Minggu, 21 November 2010

Berkenalan dengan Puskesmas


Tidak semua orang pernah mengunjungi Puskesmas. Ada banyak alasannya. Ada yang berasumsi bahwa Puskesmas pelayanannya lama, hanya diperuntukkan untuk rakyat kecil, bahkan ada pula yang merasa gengsi kalau ketahuan berobat di sana. Sebelumnya, mungkin dapat dikatakan bahwa saya termasuk orang yang berpikiran demikian. Namun,jujur,  persepsi saya mengenai Puskesmas perlahan berubah semenjak saya sekolah di Kedokteran.

Tak kenal maka tak sayang; untuk itu, saya mencoba untuk mengajak para pembaca untuk mengenal Puskesmas lebih dekat lagi.  Puskesmas adalah sebutan umum yang digunakan untuk menyingkat kata Pusat Kesehatan Masyarakat.  Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakatnya.

Di mata saya, Puskesmas dapat dikatakan sebagai sarana pelayanan kesehatan yang istimewa. Istimewa? Iya, Puskesmas memang istimewa. Mengapa? Karena dalam memberikan pelayanan kesehatan, Puskesmas lebih menekankan pada tindakan promotif dan preventif daripada tindakan kuratif dan rehabilitatif. Singkat kata, Puskesmas lebih “giat” dalam menyehatkan masyarakat melalui tindakan mencegah daripada mengobati. Hal ini sebenarnya sudah tercermin dalam istilah Puskesmas sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat. Di situ ditulis kata sehat, bukan sakit. Bandingkan dengan istilah Rumah Sakit yang lebih memiliki tujuan untuk pengobatan (kuratif maupun rehabilitatif). Terlebih, Puskesmas juga turut membina peran serta masyarakat dalam dunia kesehatan.

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II yang dikelelola dan berada di bawah pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Wilayah kerja Puskesmas biasanya meliputi satu kecamatan, atau terkadang hanya sebagian dari kecamatan (di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas). Hal itu bergantung pada kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis dan infrastruktur lainnya. Namun, secara umum sasaran penduduk yang dilayani sebuah Puskesmas berkisar pada 30.000 orang.


Untuk mendukung tujuannya, Puskesmas memiliki program kerja. Program kerja tersebut  terbagi dalam program kerja pokok dan juga program kerja tambahan. Program kerja pokok meliputi:
  •          Promosi kesehatan
    • misalnya dengan penyuluhan dan sosialisai kesehatan kepada masyarakat
  •         Pencegahan Penyakit Menular (P2PM) . 
    • Puskesmas memiliki tugas untuk memantau dan menjaga  (surveillance) dan juga turut berperan dalam memberantas penyakit menular seperti TBC, Kusta, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), diare, Infeksi Menular Seksual, dan juga Demam Berdarah.
  •       Program Pengobatan.
    •  Untuk mendukung fungsinya sebagai saranan pengobatan (kuratif dan rehabilitatif), maka Puskesmas memiliki unit rawat jalan poli umum, poli gigi, unit gawat darurat, dan rawat inap (tidak semua puskesmas memilikinya).
  •          Kesehatan Ibu dan Anak. 
    • Unit ini memberikan pelayanan antenatal (sebelum kelahiran), posnatal (setelah kelahiran), Keluarga Berencana, dan juga persalinan.
  •          Upaya Peningkatan Gizi. 
    • Upaya ini dilakukan dengan upaya pelacakan gizi buruk, penyuluhan, dan penimbangan balita secara berkala.
  •          Kesehatan lingkungan. 
    • Lingkungan juga memiliki peranan dalam mempengaruhi kesehatan masyarakat, jentik nyamuk demam berdarah misalnya, kerap kali tumbuh dan berkembang pada lingkungan dengan tingkat kebersihan yang kurang.
  •          Pencatatan dan Pelaporan.
    •  Dalam hal ini, sebagai unit pelayanan teknis, Puskesmas wajib lapor kepada  dinas kesehatan melalui Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).

Selain memiliki program pokok, Puskesmas juga memiliki program tambahan seperti :  kesehatan mata, kesehatan jiwa, kesehatan lansia, kesehatan reproduksi remaja, dan juga kesehatan sekolah. Semua program Puskesmas baik yang pokok maupun yang tambahan lebih mengarah pada program preventif dan promotif yang mengajak masyarakat untuk dapat turut berperan serta dalam menjaga kesehatan bersama.

Tidak hanya itu, supaya dapat lebih memberikan pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas juga memperluas jaringannya. Seperti yang kita ketahui, bahwa idealnya setiap kecamatan memiliki satu puskesmas. Namun, terkadang hal ini tidak cukup, mengingat keadaan geografis tiap wilayah berbeda satu dengan lainnya. Oleh karena itu, di beberapa wilayah tertetu, muncul istilah Puskesmas Pembantu ( Pustu) yang berada di tingkat kelurahan. Untuk Puskesmas Pembantu ini, karena sifatnya yang diperbantukan, maka pelayanan medis sederhana dilakukan oleh perawat atau bidan, sedangkan dokter  tidak  selalu tersedia, namun jadwal kunjungan dokter sudah terjadwal setiap minggunya  (beberapa kali dalam seminggu).

Bicara soal Pustu, saya jadi teringat akan gurauan dosen saya. Beliau bercerita ternyata dalam masyarakat awam masih saja terjadi salah kaprah, atau mungkin penyimpangan istilah yang disengaja, bahwa sesuai namanya, Pustu, merupakan Puskesmas bagi para pembantu. Untuk menghindari salah kaprah ini, istilah Pustu mulai digantikan dengan istilah baru yaitu Puskesmas Satelit, lalu dosen saya kembali bergurau, katanya: “Jangan jangan kalau istilahnya diganti Puskesmas Satelit nanti yang datang makhluk luar angkasa lagi..”. hahaha.. Begitulah, dari cerita di atas ternyata memang presepsi Puskesmas sebagai tempat orang yang kurang mampu untuk berobat masih melekat di mata masyarakat kita.

Selain Pustu, ada pula program lain seperti Puskesmas Keliling, Pondok Bersalin Desa (Polindes), dan juga Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu).

Puskesmas Keliling Air untuk melayani kebutuhan kesehatan di daerah kepulauan.

Puskesmas memiliki kedekatan tersendiri bagi saya. Mengapa? Karena beberapa waktu lalu saya sempat mengikuti program dari fakultas untuk belajar di Puskesmas. Puskesmas saya berada di daerah Sentolo, satu jam perjalanan dari Yogyakarta kota. Di sana saya dapat belajar banyak dari pasien, belajar bagaimana berkomunikasi, bagaimana memeriksa, dan juga melakukan tindakan medis pada pasien, juga tidak ketinggalan, melakukan promosi kesehatan seperti dalam pelatihan kader kesehatan.

Namun terlepas dari diri saya sebagai mahasiswa kedokteran. Saya tetap merasa salut dengan Puskesmas, perannya sebagai portal atau gerbang yang paling dekat dengan masyarakat terhadap dunia kesehatan sangatlah bermakna. Tanggung jawab Puskesmas bukanlah tanggung jawab mudah. Puskesmas mengusahakan peningkatan kesehatan yang meliputi segala aspek mulai dari promotif – preventif (pencegahan penyakit) – kuratif(pengobatan/ penyembuhan) – maupun rehabilitatif (rehabilitasi medis). Semoga dengan membaca artikel ini, wacana kita mengenai Puskesmas dapat bertambah. Pesan saya, jangan meremehkan atau bahkan merendahkan Puskesmas, karena dibalik kesederhanaanya, Puskesmas memegang peranan yang luar biasa dalam memajukan kesehatan masyarakatnya. Hidup Puskesmas!

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar