Rabu, 10 November 2010

Sehatkah Anda ???

Sehat! Ya, saya sehat! Apakah artinya sehat? Kebanyakan orang mungkin mengartikan kata sehat dengan bebas dari penyakit atau tidak merasakan sakit.  Cukupkah definisi sehat yang hanya diartikan dari sudut padang fisik saja? Ooo.. ternyata tidak.. menurut World Health Organization, sehat didefinisikan sebagai berikut:

Health is a state of complete physical, mental and social well-being and 
not merely the absence of disease or infirmity.

WHO mendefinisikan sehat tidak hanya sebagai istilah untuk menyebut seseorang yang tanpa penyakit atau kelemahan, namun WHO menekankan bahwa kesehatan juga menyangkut aspek fisik, mental dan sosial.Definisi sehat yang mencakup aspek yang cukup luas ini membawa tantangan tersendiri bagi para penyedia kesehatan (health provider) khususnya bagi seorang dokter. Kalau dulu, dokter boleh memandang penyakit hanya sebagai disease, namun sekarang, dokter seharusnya lebih memandang suatu penyakit sebagai disease dan juga illness.

Baik, sekarang mungkin anda balik bertanya, apa bedanya disease dan illness. Disease, menurut Online Medical Dictionary, didefinisikan sebagai adanya penyimpangan atau interupsi dari normal struktur atau fungsi dari bagian tubuh, organ, atau sistem yang dimanifestasikan dalam suatu kompleks tanda dan gejala. Misalnya, katakanlah bahwa saya disease saya adalah maag,terjadi peningkatan asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan luka di dinding lambung, maka yang saya rasakan adalah sakit perut dan mual. Sedangkan illness dapat didefinisikan sebagai persepsi buruk orang ketika sakit. Contohnya, ketika saya sakit maag, saya merasa bahwa saya tidak bisa melakukan kegiatan sehari – hari, tidak bisa konsentrasi dalam belajar.


Disease dan illness ini memiliki pengaruh yang penting dalam kesehatan seseorang, untuk lebih jelasnya, akan kembali saya analogikan dalam gambar di atas. Ada tiga orang, yaitu Susi, Joni, dan Ani dengan kondisi sebagai berikut:
  • Susi memiliki luka di lambungnya, namun dia masih dapat beraktivitas seperti biasa karena dia beranggapan bahwa kalau sudah minum obat, pasti akan sembuh. (disease tanpa illness)
  • Ada dua analogi untuk kasus Joni (lihat gambar di sebelah kiri dan kanan joni).

o   Sebelah kiri: Joni  juga memiliki luka di lambungnya namun dia tidak dapat beraktivitas seperti biasa karena dia memandang bahwa penyakitnya ini parah dan dia harus istirahat total supaya sembuh (disease dengan illness).
o   Sebelah kanan: Joni tidak memiliki luka di lambung, namun memang ada masalah pada perutnya, misalnya ada radang usus, sehingga dia juga harus tetap dirawat. (disease)
  • Ani tidak memiliki luka di lambungnya, namun karena dia terus menerus berpikir bahwa dia sakit, maka dia pun tidak bisa bekerja, dan harus dirawat. (illness tanpa disease)

Dari analogi di atas, dapat kita simpulkan bahwa tingkat keparahan penyakit pasien ternyata bervariasi, tergantung akan disease dan illnessnya. Hal ini juga sesuai dengan definisi kesehatan menurut WHO, bahwa kita perlu menilai defini sehat tidak hanya dari segi fisiknya saja (disease) tetapi juga harus dari segi kesehatan mental dan sosial (illness). Dan ternyata, hal tersebut juga memiliki kaitan erat dengan cara pendekatan seorang dokter terhadap pasiennya, yaitu dengan melakukan pendekatan secara holistic (holistic approach) yang menyangkut berbagai aspek dalam kesehatan.

Selain itu, perlu kita sadari pula, bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan dari aspek mental dan sosialnya (illness) antara lain:

  •  Status perkembangan
o   Tingkat umur seseorang juga berpengaruh pada pola pikir.presepsi, serta cara pengungkapanya. Misalnya: bayi dapat merasakan sakit, namun belum dapat mengungkapkan dan mengatasinya sendiri, maka yang ia lakukan hanyalah menangis.
  • Pengaruh sosial dan kultural
o   Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi seseorang dalam memandang dirinya sehat atau tidak. Misalnya : ada orang yang menganggap bahwa flu adalah hal yang biasa, maka mereka tetap merasa sehat sekalipun sedang flu; atau tentang masyarakat Cina yang beranggapan bahwa kesehatan dapat tercipta apabila ada keseimbangan antara yin dan yang.
  •  Pengalaman terdahulu
o   Seseorang dapat menilai tingkat kesakitannya dengan membandingkannya dengan kesakitan sebelumnya. Misalnya, seseorang akan merasa panik apabila dia merasakan suatu sakit kepala yang hebat, yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
  • Harapan seseorang tentang dirinya
o   Misalnya, jika saya menginginkan diri saya agar berumur panjang, tentu saya akan memperhatikan kesehatan saya secara lebih, seperti dengan menjaga pola makan dan gaya hidup saya dan juga secara rutin menjalani medical chekck up.

Nah, kembali ke judul posting ini, "Sehatkah anda?"  Ingat, sehat tidak hanya dilihat dari aspek fisiknya saja. Jika anda memiliki fisik yang sehat sempurna namun anda merasa stress dengan beban pekerjaan anda, dapatkah anda menyebut diri anda sebagai si sehat?


Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar